Wednesday, September 17, 2014

Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Aceh Tsunami Museum
Museum Tsunami Aceh
Aceh Tsunami Museum
Didirikan 2009

Museum Tsunami Aceh, di Banda aceh, Indonesia, adalah sebuah museum yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.
Desain

Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi — untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.

Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.
Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini di masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Tsunami_Aceh







EMPIRE HOTEL AND COUNTRY CLUB BRUNEI: UMPAMA MIMPI DALAM MIMPI










Bagi anda yang ingin berbulan madu dengan suasana yang romantis dengan hamparan pantai yang indah serta jauh dari hiruk pikuk kesibukan kota di sinilah tempatnya, atau bagi anda yang ingin menikmati liburan dengan penuh ketenangan di tambah suasana alam ang penuh eksotis di hotel inilah anda dapat menemukan semua yang diimpikan; atau anda ingin beriadah dengan memukul bola golf dengan lapangan berkelas dunia dengan membayangkan aksi laksana tiger wood inilah tempatnya.

jika kita melalui jalan jerudong, tutong muara high way di Brunei Darussalam, bangunan ini sangat jelas terlihat dari kejauhan dengan arkitekturmoen, padang golf yang menghijau terbentang luas serta pepohon rendang sebagai latar belakangnya. Pada awalnya hotel ini dibangunkan eklusif hanya untuk keluarga kerajaan Brunei sahaja, .tapi seiring dengan perjlanan waktu hotel ini kemudinnya dibuka untuk umum.

Beberapa pemimpin utma dunia pernah menginap di hotel yang di katakan sebagai salah satu hotel termegah di dunia ini di antaranya mantan presiden Amerika Sarikat iaitu Bill Clinton dan Raja Abdullah Jordan dikatakan pernah menginapdi hotel ini satu ketika dahulu. Pamela Anderson juga pernah beberapa malam di sini.



Empire Hotel Dan Country Club adalah salah satu resort paling megah di Asia Tenggara, luas dan mewah. Terdiri dari 360 bilik engan 63 suite dan villa mewah mencangkupi kawasan sekitar 180 hektar. Terletak berdekatan hutan tertua di dunia di Borneo (Kalimantan). Hotel ini sekitar 15 minit perjalanan dari Brunei International Airport dan 20 minit untuk ke Bandar Seri Begawan ibukota Brunei Darussalam. Hotel Empire Dan Country Club adalah sebuah resort megah yang menghadap pantai Laut Cina Selatan dan diakui sebagai k kategori hotel mewah dunia.

Jenis bilik terdiri dari superior,deluxe dan samudra. Setiap bilik memiliki balkoni peribadi, dan kamar mandi marmar terbaik dunia. marblenya menyamai 12 gelanggang basketball profesional bertaraf dunia. Permaidaninya ditempah khas dan sati-satunya yang dihasilkan di dunia. tarif bilik bermula $400 (Brunei Dollar) sehingga $16.600 untuk satu malam. Semua kamar menyediakan meja dan brankas serta telepon multi saluran dengan pesanan suara. Katil pula beralaskan linen katun mesir dan seprei kualiti premium yang memenuhi fasiliti Hotel bertaraf lima bintang. Kamar Deluxe terletak di bangunan atrium utama dengan pemandangan ke arah Laut Cina Selatan atau menghadap taman dengan lanskap yang indah. Sementara untuk kamar superior dan samudera pula terletak di bagian luar berdekatan lagoon. Semua bilik berukuran 60 meter persegi dengan tempat tidur twin king yang penuh elegan. Bagi bilik deluxe emperor suite ianya dilengkapi dengan peralatan serba canggih dan mewah dari emas, lampu gantung sahaja breharga jutaan dollar Brunei !

Menginap di sini umpama mimpi dalam mimpi.

Lawatan kerja rombongan Malaysia kukuhkan kerjasama



Menteri Kewangan (II) di JPM, Yang Berhormat Pehin Orang Kaya Laila Setia Dato Seri Setia Awang Haji Abdul Rahman bin Haji Ibrahim semasa berucap mengalu-alukan rombongan Menteri di Jabatan Perdana Menteri (JPM) Malaysia, Yang Berhormat Mejar Jeneral (B) Dato’ Seri Jamil Khir bin Haji Baharom, berlangsung di Royal Berkshire Hall, Royal Brunei Polo & Riding Club. (Foto: Haji Ariffin Mohd. Noor)
JERUDONG, Isnin, 8 September. - Serombongan 31 orang dari Malaysia diketuai oleh Menteri di Jabatan Perdana Menteri (JPM) Malaysia, Yang Berhormat Mejar Jeneral (B) Dato’ Seri Jamil Khir bin Haji Baharom mengadakan lawatan kerja selama dua hari ke Negara Brunei Darussalam bermula 7 hingga 8 September 2014.
Ketibaan rombongan tersebut di Royal Berkshire Hall, Royal Brunei Polo and Riding Club, di sini, dialu-alukan oleh Menteri Kewangan II (Kedua) di JPM, Yang Berhormat Pehin Orang Kaya Laila Setia Dato Seri Setia Awang Haji Abdul Rahman bin Haji Ibrahim.
Pada Majlis Mengalu-Alukan Lawatan Kerja Menteri di JPM, Malaysia dan ahli-ahli rombongan itu ialah Yang Berhormat Menteri Kewangan II (Kedua) di JPM dalam ucapannya antara lain sangat menghargai kunjungan Yang Berhormat Mejar Jeneral (B) Dato’ Seri Jamil Khir ke negara ini.
Perjumpaan yang diadakan bukan saja menjadi suatu perbincangan dan akan menambah khazanah ilmu, malah yang paling utama ianya juga akan mengukuhkan lagi hubungan mesra dan kerjasama serta silaturahim yang telah sekian lama terjalin di antara Negara Brunei Darussalam dan Malaysia.
Semasa majlis tersebut rombongan juga diberikan penerangan dan berbincang mengenai latar belakang dan sejarah undang-undang syariah yang disampaikan oleh Mufti Kerajaan, Yang Berhormat Pehin Datu Seri Maharaja Dato Paduka Seri Setia (Dr.) Ustaz Haji Awang Abdul Aziz bin Juned.
Juga hadir pada majlis tersebut ialah Menteri Hal Ehwal Ugama, Yang Berhormat Pengiran Dato Seri Setia Dr. Haji Mohammad bin Pengiran Haji Abdul Rahman
http://www.brudirect.com/0-national/national/national-bahasa-melayu/item/9273-lawatan-kerja-rombongan-malaysia-kukuhkan-kerjasama

Kunjungan Kerja Menteri Di Jabatan Perdana Menteri Malaysia Ke Mahkamah Syar'iyah Aceh


Ditulis oleh redaksi-fitri, pada Senin, 08 September 2014

Banda Aceh - Dalam 3 tahun terakhir ini, Mahkamah Syar’iyah Aceh semakin sering dikunjungi oleh berbagai kalangan, baik dari pegiat HAM, Aktifis maupun para Jurnalis Asing.

Kamis, tanggal 4 September 2014. pukul 14.30 WIB. Mahkamah Syar’iyah Aceh, menerima Lawatan Kerja YB Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia, Yang Berhormat Mejar Jeneral Dato’ Seri Jamil Khir bin Baharom (B), beserta lebih kurang 25 anggota.  Kedatangan rombongan dari negera jiran tersebut disambut langsung oleh Dr. H. Idris Mahmudy, S.H., M.H. dan Drs. H. M. Jamil Ibrahim, S.H., M.H., M.M., (Ketua dan Wakil Ketua MS. Aceh), para Hakim Tinggi, dan Panitera/Sekretaris, Mahkamah Syar’iyah Aceh, turut dihadiri oleh Imam Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Prof. Dr. Azman Ismail, Pimpinan Pesantren Abu Lam U dan para pengurus Mesjid Baiturrahim Ulee Lheue serta dari unsur Pemerintah Aceh. 





Pertemuan dan dialog dilaksanakan di Aula besar, Ruang Tgk Hasballah Indrapuri, Lantai III, Mahkamah Syar’iyah Aceh, yang acaranya dipandu oleh Drs. H. Rafi’uddin, M.H. yang merupakan sebagai salah seorang Hakim Tinggi Mahkamah Syar’iyah Aceh.

Perkenalan dari rombongan para tamu ini disampaikan langsung oleh Yang Berhormat Mejar Jeneral Dato’ Seri Jamil Khir bin Baharom (B), Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia, yang juga sebagai Pimpinan rombongan penuh penghormatan. Beliau menyampaikan bahwa sebetulnya mereka sudah lama merencanakan untuk berkunjung, ke negeri “Serambi Mekah” ini, setelah sebelumnya yaitu pada saat terjadinya Tsunami di Aceh beliau juga ikut serta dalam rombongan Angkatan Bersenjata Kerajaan Malaysia, yang pada saat itu beliau ikut membantu pemulihan Aceh yang luluh lantak dilanda Tsunami.  Tujuan utama rombongan Perdana Menteri Malaysia, mengunjungi Aceh adalah :

1. Meningkatkan hubungan diantara kedua Negara mayoritas Islam serumpun;
2. Mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh dan hambatan-hambatan yang dihadapi;
3. Mengadakan kerjasama untuk kemaslahatan dan kepentingan umat Islam kedua Negara.

Dalam kesempatan ini Dato’ Seri Jamil Khir bin Baharom (B) menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga atas sambutan dari Mahkamah Syar’iyah Aceh, setelah beliau juga diterima secara khusus oleh Dato’ Zaini Abdullah, nama yang sering disapa untuk Gubernur Aceh. Selanjutnya, beliau juga ingin mengetahui bagaimana perkembangan Pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh dan semoga nantinya dapat menjadi rujukan atau contoh dalam pengembangan Mahkamah Syar’iyah di Malaysia.
Mengawali penyampaian informasi ini, Drs. H. Rafi’uddin, M.H. memberi penjelasan bahwa, Mahkamah Syar’iyah Aceh ini merupakan Pengadilan Tingkat Banding atau yang dikenal dengan “Mahkamah Rayuan” di Malaysia, dan mempunyai 20 Mahkamah Syar’iyah Tingkat Pertama di seluruh Wilayah Hukum Aceh.

Dalam sesi Tanya jawab, Bapak Wakil Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh, Drs. H. M. Jamil Ibrahim, S.H., M.H., M.M., menyampaikan bahwa kewenangan Mahkamah Syar’iyah di Aceh menduduki posisi yang sangat strategis dan mempunyai landasan yuridis yang kuat dengan keluarnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh dan beberapa Qanun Syari’at Islam sesuai dengan amanah Undang-undang di atasnya. Tugas Pokok Mahkamah Syar’iyah meliputi : Bidang Yudicial, Tugas Bidang Non Yudicial dan Tugas-tugas lainnya.

Dewasa ini Mahkamah Syar’iyah di Aceh telah mendapat tugas tambahan dengan wewenang baru di bidang Jinayat disamping tugas-tugas yang bersifat Nasional yang berlaku untuk semua Pengadilan Agama di Indonesia.  Dan dapat dikatakan bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh adalah lembaga Peradilan Agama yang wewenangnya diperluas dengan wewenang baru sebagaimana disebutkan pada salah satu Pasal dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh.

Atas pertanyaan dari beberapa peserta rombongan, Wakil Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh juga menjelaskan bahwa, dalam pelaksanaan hukum cambuk sering orang luar memandang hal ini kelihatan sadis, akan tetapi sebenarnya lebih kejam dan sadis lagi apabila seorang terdakwa atau terpidana dikurung (dipenjara) sampai berbulan-bulan bahkan bertahun di dalam penjara, yang akan membuat tersiksa batinnya dan membuat teranianya keluarganya.

Berdasarkan pengalaman selama ini, pelaksanaan hukum cambuk tidak dianggap sebagai hukuman yang berat, bahkan orang-orang non Islam pernah meminta supaya kepada mereka juga diberlakukan hukum cambuk.  Tetapi ketika itu belum ada aturan yang membolehkannya sebelum lahirnya UU Nomor 11 Tahun 2006.  Akan tetapi dalam UU Nomor 11 Tahun 2006 tersebut telah ditegaskan dan dibenarkan bagi yang non Islam untuk menundukkan diri pada sistim hukum Pidana Islam secara suka rela, yang jelasnya mereka tidak dipaksakan menundukkan diri kecuali bagi mereka yang datang ke Aceh harus menghormati Syari’at Islam.


Dan akhirnyaacara ini ditutup dan diakhiri dengan Do’a yang dipimpin oleh Drs. H. Asri Damsyi, S.H. Hakim Tinggi Mahkamah Syar’iyah Aceh dan saling menukarkan cindera hati atau “bungoeng Jaroe” serta foto bersama.

Sumber : http://ms-aceh.go.id 

http://acehprov.go.id/index.php/news/read/2014/09/08/1412/kunjungan-kerja-menteri-di-jabatan-perdana-menteri-malaysia-ke-mahkamah-syariyah-aceh.html

Rombongan Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia Kunjungi Kanwil Kemenag

Kamis, 4 September 2014, 16:38 –
Banda Aceh | inmas] Dalam rangka lawatan kerja YB Mejar Jeneral Dato’ Seri Jamil Khir bin Baharom (B) dan rombongan, Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia ke provinsi Aceh bertujuan untuk meningkatkan hubungan negara Islam serumpun yaitu Indonesia dan provinsi Aceh pada khususnya. Acara tersebut dimulai dari tanggal 03 sampai 05 september 2014.

Salah satu agenda dalam kunjungan itu, Menteri yang diiringi isteri YBhg. Datin Seri Fatmawati Binti Haji Saldin dan 25 pegawai dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) bermaksud untuk mengadakan lawatan ke Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Mahkamah Syariah Aceh dan Dinas Syariat Islam. 



Tepatnya pada pukul 09.00 wib pagi tadi (9/4), rombongan tiba di aula Kanwil Kemenag Provinsi Aceh. Namun, Menteri berhalangan hadir, dan diwakili oleh Dato’ Haji Othman Bin Mustapha Ketua Pengarah Jabatan Kemajuan Islam. Dalam sambuatannya, Dato’ Othman kembali mengingat tragedi Tsunami beberapa tahun lalu di Aceh. “Saya pernah menginap di Hotel Kuala Tripa sebelum diguncang gempa 8,9 SR,” katanya.

Sebelumnya, Plh. Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs. H. Hamdan, M.Pd mengucapkan selamat datang di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Hamdan juga menyampaikan salam dari Kakanwil Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd yang saat ini sedang berada pada acaraMQK Ke-V tingkat Nasional di Jambi. 

Dihadapan puluhan undangan, Plh. Kakanwil itu berharap kunjungan tersebut tidak untuk yang pertama dan terakhir kalinya dan bisa melakukan kerjasama lagi kedepan khususnya dibidang agama islam. “Kami selalu menerima dengan tangan terbuka dan berharap bapak-bapak dan ibu-ibu bisa hadir lagi disini diwaktu-waktu berikutnya,” kata Hamdan.

Pada akhir acara, kedua organisasi tersebut sempat bertukar cindera mata sebagai bukti silaturrahmi yang sudah terjalin. Tamu dari Negeri Jiran Malaysia itu juga disuguhi kopi Aceh dan Kuah Tuhe atau  kuah peungat ala Aceh. [x]

http://aceh.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=210177


Thursday, September 11, 2014

Persidangan Ketua-Ketua Jabatan/Majlis Agama Islam Negeri Seluruh Malaysia (PKJ) Ke-94

Persidangan Ketua-Ketua Jabatan/Majlis Agama Islam Negeri Seluruh Malaysia (PKJ) Ke-94
 Submitted by najmuddin on Ogos 23, 2014 - 2:12pm


14  – 15 Ogos 2014, JAKIM dengan kerjasama Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Perlis dan Majlis Agama Islam dan Adat Melayu Perlis telah mengadakan Persidangan Ketua-Ketua Jabatan/Majlis Agama Islam Negeri Seluruh Malaysia (PKJ) Ke-94, di Hotel Seri Malaysia, Kangar, Perlis.
Seramai 75 orang ahli dan wakil dari Jabatan Agama Islam Negeri (JAIN) dan Majlis Agama Islam Negeri (MAIN) Seluruh Malaysia telah menghadiri persidangan tersebut yang bermula pada 14 hingga 15 Ogos 2014 dan telah dipengerusikan oleh YBhg. Dato’ Haji Othman bin Mustapha, Ketua Pengarah JAKIM. Antara yang turut serta dalam persidangan tersebut ialah YBrs. Tuan Haji Mohamad Sokri bin Haji Hussin, Pengarah Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Perlis, YBhg. Dato' Haji Razali bin Shahabudin, Timbalan Ketua Pengarah (Pembangunan Insan) JAKIM, Tuan Haji Mohamad Nordin Bin Ibrahim, Timbalan Ketua Pengarah (Dasar) JAKIM, YBhg Tuan Haji Awang Khalid bin Mat Ali, Timbalan Ketua Pengarah (Pengurusan) JAKIM, Pengarah-Pengarah, JAKIM dan Pegawai-Pegawai Kanan JAIN/MAIN serta wakil Agensi-agensi berkenaan.
Persidangan ini merupakan salah satu platform utama bagi menyelaraskan pelbagai isi-isu semasa hal ehwal Islam di peringkat pusat dan negeri di samping berkongsi idea, pandangan dan pengetahuan bagi memastikan setiap perancangan dan tindakan perkembangan Islam di negara ini berjalan lancar, bersepadu dan berkesan.
Persidangan ditangguhkan pada jam 11.00 pagi pada 15 Ogos 2014 dan diakhiri dengan sesi bergambar.



Tarikh: 
 Aug 18, 2014

ihsan: http://www.islam.gov.my/persidangan-ketua-ketua-jabatanmajlis-agama-islam-negeri-seluruh-malaysia-pkj-ke-94

MADRID II

  Kota Madrid seawal abad ke 9 pernah diperintah oleh gabenur Umayyah Andalusia dan kota ini dikenali sebagai 'majrit' dari kata asa...