Sunday, July 31, 2022

MENELUSURI JEJAK SUFI JALALUDDIN AL RUMI DI BUMI ANATOLIA VI

 PUISI DI PUSARA JALALUDDIN AR-RUMI


Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia.

 

Mana yang lebih berharga

Kerumunan beribu orang atau kesendirian sejatimu?

Kebebasan atau kuasa atas seluruh negeri?

Sejenak,

sendiri dalam bilikmu akan terbukti lebih berharga

daripada segala hal lain yang mungkin kau terima

 

Oh Tuhan

Telah kutemukan cinta!

Betapa menakjubkan, betapa hebat, betapa indahnya!...

Kuaturkan puja-puji

Bagi ghairah yang bangkit

Dan menghiasi alam semesta ini

Mahupun segala yang ada di dalamnya!

 

Ketika engkau keghairahan

Cari punca sebabnya

Itulah tamu yang tak kan pernah kau salami dua kali

 

Adakalanya dengan tujuan menolong

Dia membuat kita sengsara

Tapi kepiluan hati

demi Dia

Membawa kebahagiaan

Senyum akan datang,

Sesudah air mata

Siapapun yang meramalkan ini adalah hamba yang diberkati Tuhan

Dimana pun air mengalir, hidup akan makmur

Dimana pun air mata berderai, Rahmat Ilahi diperlihatkan

 

Pilihlah cinta.

Ya, cinta!

Tanpa manisnya cinta,

Hidup ini adalah beban

Tentu engkau telah merasakannya

 

Hati yang kacau

Tak dapatkan kesenangan hidup

Dalam kebohongan.

Air dan minyak

Tak dapat menyalakan cahaya.

Hanya perkataan yang benar membawa kesenangan hidup

Kebenaran adalah umpan yang sangat memikat hati

 

Pergilah ke pangkuan Tuhan,

Dan Tuhan akan memelukmu dan

menciummu, dan

menunjukkan

Bahwa Ia tidak akan membiarkanmu lari dari Nya

Ia akan menyimpan hatimu dalam hati Nya

Siang dan malam

 

Kesabaranku mati pada malam ketika Cinta lahir!

Dari anggur cinta, Tuhan menciptaku!

 

Barang siapa menjadi mangsa cinta,

mana mungkin dia menjadi mangsa Sang Maut?

 

Hari perpisahan lebih panjang daripada Hari kebangkitan

Dan maut lebih cantik daripada derita perpisahan

 

Aku boleh mati, tetapi ghairahku kepada Mu tak kan pernah mati

 

Telah kupalingkan hatiku dari dunia dan segala kesenangannya

Kau dan hatiku bukanlah dua wujud yang berpisah

Dan tak pernah kelopak mataku menutup di dalam lelap

Kecuali kutemukan Kau antara mata dan bulu mataku

 

Mereka tahu pasti bahwa aku sedang jatuh cinta

Tetapi mereka tak tahu siapa yang kucintai

 

Hatiku mencintaimu sepanjang hidupku, dan ketika aku mati

Maka tulang-temulangku, kendati hancur, mencintai Mu dalam debu

 

Hari ini aku lupa sembahyang karena cintaku yang meluap-luap

Dan aku tak tahu lagi pagi atau malamkah sekarang

Karena ingatan pada Mu,

wahai Tuhan,

adalah makanan dan minumanku

Dan wajah Mu,

saat aku melihat Nya, adalah penawar deritaku

 

Aku adalah Dia yang kucintai dan

Dia yang kucintai adalah aku


Alfatihah buat Mevlana

Sang guru


SUMBER: Biografi Jallaludin Rumi, Http://ifud17.wordpress.com/syair-rumi/,      http://penyair.wordpress.com/2007/03/29/biografi-jalaludin-rumi/

http://ms.wikipedia.org/wiki/Jalal_al-Din_Muhammad_Rumi

No comments:

MADRID II

  Kota Madrid seawal abad ke 9 pernah diperintah oleh gabenur Umayyah Andalusia dan kota ini dikenali sebagai 'majrit' dari kata asa...